Untuk sahabatku,


Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Seringkali kemarahan dan kecemburuan menguasai diri ini. Aku tak bermaksud untuk menyakiti hatimu dengan sikapku yang hitam. Aku pun tak mengerti kenapa madu yang dulu manis menjadi pahit. Aku rindu di saat hati ini masih tulus, ketika pikiran picik ini belum menguasi pikiranku. Aku rindu di saat aku melihat orang dengan kasih tanpa pengklasifikasian yang gelap. DNA-DNA asing tampaknya melakukan fusi yang cemerlang dengan DNA-ku. Merubah perlahan-lahan sifat genetik diri ini. Sahabat, tegur aku ketika aku mulai serong. Pukul aku dengan kasihmu hingga aku sadar bahwa aku telah berdosa. Tapi tolong rangkullah tangan ini agar aku bisa bangun kembali. Tolong selipkan namaku dalam doa-doamu agar aku tetap kuat berdiri dan berjalan bersamamu ke rumah Bapa kita.

With love,



Your friend.



Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Comments

Popular Posts